Selasa, 19 Agustus 2008

PANDUAN RAMADHAN

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS: 2: 183). Hati-hati orang beriman kembali bergembira, karena bulan keberkahan dan kebaikan kembali tiba. Penghulunya bulan. Bulan yang selalu dinanti-nantikan oleh seluruh orang-orang beriman. Kegembiraan dan kebahagiaan yang menyambut bulan penuh berkah ini, Insya Allah dengan niatan untuk tidak melewatkan sedikitpun Ramadhan itu kecuali dengan amal shalih. Hanya orang beriman yang merindukan datangnya Ramadhan karena keutamaannya, bukan karena banyaknya makanan yang dihidangkan.Ramadhan adalah titik tolak bagi pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara untuk keluar dari kegelapan menuju titik terang benderang. Dari segala bentuk nilai-nilai negatif menjadi nilai-nilai positif. Ramadhan adalah bulan taubat, taqarrub, dan munajat kepada Allah agar bisa meningkatkan kualitas kehidupannya secara maksimal, terprogram, dan istiqamah (konsisten). Menyambut Ramadhan
Ramadhan adalah bulan penuh keutamaan dan bulan dimana Allah akan melipat gandakan pahala bagi siapa saja yang memenuhinya dengan amal shalih. Pintu ampunan dibuka dengan lebarnya, dan Allah janjikan pemutihan dosa bagi siapa saja yang beribadah dengan sungguh-sungguh di bulan itu.. Berbagai kemuliaan Ramadhan tersebut harus kita raih dan tidak boleh terlewatkan. Untuk itu kita memerlukan persiapan yang cukup dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Persiapan tersebut lebih diarahkan pada pengkondisian diri, keluarga dan masyarakat. Bentuknya bisa bermacam-macam. Menjaga kondisi fisik agar tetap sehat adalah sebuah keharusan, sehingga semua aktifitas Ramadhan bisa dilalui dengan normal dan hikmat. Di samping itu, membuka kembali pemahaman Fiqh mengenai puasa secara utuh juga diperlukan sehingga diharapkan aktifitas Ramadhan akan berjalan dengan baik. Kita juga harus mulai mengkondisikan diri dengan ibadah-ibadah sunnah yang biasa dilakukan di bulan puasa seperti puasa Sya’ban, Shalat malam, dan lain-lainnya. Taubat kepada Allah dan saling maaf memaafkan sesama saudara dan kaum muslimin juga dilakukan supaya ketika memasuki Ramadhan kita telah kembali fitrah. Dan ketika selesai Ramadhan kita benar-benar dalam keadaan suci dari dosa, baik kepada Allah maupun manusia. Persiapkan keluarga dan masyarakat sekitar untuk menyambut Ramadhan dengan kegiatan yang menumbuhkan semangat untuk beramaliyah Ramadhan. Pembentukan Panitia Ramadhan, penyebaran stiker dan spanduk Ramadhan, menyediakan acara dan rubrik khusus Ramadhan oleh segenap pengelola media cetak dan DKM Masjid juga perlu dilakukan agar informasi tuntunan Ramadhan menjadi lebih tersiar. Menghidupkan Ramadhan
Ketika Ramadhan sudah datang hendaknya kita menghidupkan Ramadhan dengan berbagai aktifitas yang bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT dan kepada sesama kaum muslimin. Hablum minallah dan Hablum minan naas. Pelaksanaan puasa, Tarawih, Witir, berdo’a, tilawah (membaca Al- Qur’an), tasmi’ (mendengarkan bacaan Al-Qur’an), I’tikaf dan lain sebagainya harus sesuai dengan tuntunan Islam. Menyambung tali Shilaturahim kepada keluarga, tetangga, saudara, dan tidak lupa kita berkunjung kepada alim ulama untuk senantiasa meminta nasihat dan bimbingannya. Menghimpun dana Zakat, Infak dan Shadaqah mengelola serta menyalurkannya bisa juga dilakukan. Disamping yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan kualitas dan kuantitas (mutu dan jumlah) berbagai aktifitas da’wah. Oleh karena itu penyelenggaraan ceramah tarawih, kuliah subuh, dan dhuhur dengan judul yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta pelatihan-pelatihan yang diperlukan oleh masyarakat seperti perawatan jenazah, manajemen masjid, dan lain-lain perlu juga dilakukan.Berbagai kegiatan yang bisa dilakukan dalam menghidupkan Ramadhan adalah sebagai berikut:1. Membaca Al-Qur’anRamadhan adalah Syahrul Qur’an (bulan Al-Qur’an). Maka masuk akal jika Nabi SAW lebih sering membacanya dalam bulan Ramadhan. Karena itu seharusnya dalam bulan Ramadhan kegiatan utama kita selain berpuasa juga membaca Al-Qur’an. Hal ini tentu saja dengan tetap memperhatikan tajwid dan Makhaarijil Huruf (cara membaca huruf Hijaiyah) dan maksud awal bahwa diturunkannya Al-Qur’an adalah untuk ditadabburi, dipahami, dan diamalkan (QS. Shaad: 29). Jadi tidak ada istilah semakin cepat khatam Al – Qur’an dengan tidak memperhatikan tata cara membacanya semakin baik. Yang benar adalah semakin sering membaca Al – Qur’an adalah makin utama. 2. Memberi makanan dan atau shadaqah lainnyaRasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang memberi buka kepada orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut (HR. Turmudzi dan An- Nasa’i)3. Memperhatikan kesehatan, keluarga, aktifitas Da’wah dan SosialRasulullah selalu mencontohkan untuk selalu menjaga kesehatan selama berpuasa. Menu makanan dan minuman juga harus diperhatikan supaya tetap seimbang. Hak keluarga juga tetap mendapat porsi yang seharusnya jangan terlalu asyik beribadah mahdhah kemudian lupa anak dan istri. Ini tidak benar. 4. Menghidupkan malam, I’tikaf, umrah dan zakat fitrah.PANDUAN QIYAM RAMADHAN DAN SHALAT TARAWIHQiyam Ramadhan dan Shalat tarawih adalah salah satu ibadah, yang terkadang dalam pelaksanaannya dapat menganggu Ukhuwah Islamiyah karena terdapat perbedaan pada beberapa hal.1. Shalat Tarawih hukumnya adalah sunnah. Jadi dikembalikan kepada asal hukum sunnah itu sendiri. 2. Pemberlakuan Shalat Tarawih berjama’ah pernah dilakukan nabi. Tetapi kemudian setelah berjalan tiga malam, Nabi SAW membiarkan para sahabat melakukan tarawih sendirian. Ketika masa Khalifah Umar Bin Khatab, terbersit dalam hati Umar untuk melakukannya sehingga terbentuklah shalat tarawih berjama’ah. (Mutafaq alaih riwayat Aisyah).3. Pada dasarnya wanita lebih baik shalat dirumahnya. Tetapi jika tidak ke masjid ia tidak melaksanakannya atau untuk hal tersebut mendatangkan kebaikan yang banyak pelaksanaannya tetap melihat etika wanita ketika keluar rumah. 4. Jumlah rakaat tarawih hendaknya dikembalikan kepada akar persoalannya. Hadist dari Aisyah: Nabi tidak pernah melakukan shalat malam lebih dari 11 rakaat baik dibulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan. (Al-Fath: Ibid). tetapi Sahabat Umar, Utsman dan Ali juga berbeda dalam bilangan jumlah rakaat tarawih. Tetapi satu kesamaan mereka dengan Nabi SAW adalah rakaat yang mereka laksanakan panjang dan lama.5. Cara pelaksanaan Sholat Tarawih dalam hadist Bukhari riwayat Aisyah adalah dengan tiga kali salam, masing-masing terdiri 4 rakaat yang sangat panjang ditambah 4 rakaat yang sangat panjang pula, ditambah 3 rakaat sebagai penutup. Atau dilakukan dua rakaat - dua rakaat witir bisa dilakukan satu rakaat atau tiga rakaat. (Mutafaq alaih)Sunnah dan Adab dalam puasaa. Sahurb. Segera berbuka jika sudah tiba waktunyac. Banyak berdoad. Berbuka dengan kurma atau air putihe. Berdo’a sebelum berbukaf. Banyak membaca Al-Qur’ang. Memberi makan orang yang berpuasa.h. Menjaga kebersihan muluti. Banyak bershadaqahj. Menjaga anggota tubuh dan panca indera dari dosa dan maksiatk. Memberikan perhatian kepada keluargal. Konsentrasi dan meningkatkan ibadah di penghujung Ramadhan.m. I’tikaf.Jangan sekalli-kali mencoba untuk meninggalkan puasa tanpa alasan yang jelas dan dapat diterima oleh agama. Rasulullah SAW, bersabda: “Barang siapa tidak berpuasa pada bulan Ramadhan sekalipun sehari tanpa alasan rukhshah atau sakit, hal itu (merupakan dosa besar) yang tidak bisa ditebus bahkan seandainya ia berpuasa selama hidup” ( HR. At Turmudzi). Sebagai peningkatan kualitas puasa kita, menjauhi hal-hal yang dapat mengurangi atau bahkan menggugurkan nilai puasa juga harus dikerjakan. Puasa merupakan pendidikan untuk menahan diri dari hal-hal yang tidak benar, jika hal itu tidak bisa ditinggalkan, maka tidak ada nilai atau paling tidak berkurang nilai ibadah seseorang. Rasulullah SAW pernah bersabda: “ Bukanlah (hakikat ) puasa itu sekedar meninggalkan makan dan minum, melainkan meninggalkan pekerti sia-sia (tak bernilai) dan kata-kata bohong” (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah). Rasulullah juga pernah bersabda bahwa: “ Barang siapa yang selama berpuasa tidak meninggalkan kata-kata bohong bahkan mempraktekkannya, maka tidak ada nilainya bagi Allah apa yang ia sangkakan sebagai puasa, yaitu sekedar meninggalkan makan dan minum” (HR. Bukhari dan Muslim). Bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa dengan cara menepati aturan-aturannya merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan di dalam rangka membentuk manusia yang bertaqwa sesuai dengan semangat puasa. Sebisa mungkin kita bersahur karena di situ ada keberkahan bukan sekedar makan apa tetapi Rasulullah pernah bersabda bahwa: “ Makanan sahur semuanya bernilai berkah, maka jangan anda tinggalkan, walaupun hanya seteguk air. Allah dan para malaikat mengucapkan salam kepada orang-orang yang makan sahur (HR. Ahmad). Kemudian hendaklah ketika sudah tiba waktu berbuka cepat-cepatlah berbuka wqalaupun hanya dengan seteguk air. Jangan lupa berdoa setelahnya karena Rasulullah SAW pernah bersabda: “Ada tiga kelompok manusia yang doanya tidak ditolak Allah. Yang pertama ialah dia orang yang berpuasa sehingga mereka berbuka” (HR. Ahmad dan Turmudzi)PANDUAN BUAT MUSLIMAHA. PANDUAN UMUM1. Wanita sama dengan pria ia juga disyariatkan untuk banyak beribadah seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an, dzikir, doa, sedekah dan lain-lain..2. Mengajarkan kepoada anak-anak akan pentingnya Ramadhan bagi umat islam, dan membiasakan mereka berpuasa secara bertahap serta menerangkan hokum-hukum puasa yang bisa mereka cerna dengan tingkat kefahaman yang mereka miliki.3. Tidak menghabiskan waktunya hanya di dapur, dengan membuat variasi makanan untuk berbuka. Beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah juga mutlak dilakukan.B. HAID DAN NIFASWanita yang haid dan nifas boleh tidak berpuasa. Jika haid atau nifas keluar meskipun sekejap sebelum Maghrib, ia wajibmembatalkan puasanya dan menggantinya di waktu lain. Jika ia suci di siang hari, maka untuk hari itu ia tidak boleh berpuasa, sebab pada pagi harinya ia tidak dalam keadaan suci. Jika ia suci pada malam hari, maka ia wajib berpuasa disiang harinya meskipun ia suci sesaat sebelum fajar dan baru sempat mandi setelah terbit fajar.C. HAMIL DAN MENYUSUIJika wanita hamil itu takut akan keselamatan kandungannya, ia boleh berbuka. Jika kekhawatirannya terbukti dengan pemeriksaan secara medis dari dua dokter yang dipercaya, hukumnya menjadi wajib demi keselamatan sang janin. Jika ibu hamil atau menyusui khawatir akan kesehatan dirinya, bukan anak atau janin, mayoritas ulama membolehkan ia untuk mengganti puasanya. Ia diqiyaskan seperti orang sakit. Jika ibu hamil atau menyusui khawatir akan keselamatan janin atau anaknya, ia boleh berbuka. Setelah itu apakah ia wajib mengganti atau membayar fidyah ulama berbeda pendapat. Dalam Tarjih Muhammadiyah cukup dengan membayar fidyah tidak perlu mengganti di hari lain.D. WANITA BERUSIA LANJUTJika puasa menyebabkan kondisinya sakit ia tidak boleh puasa. Secara umum orang yang berusia lanjut tidak bisa diharapkan lagi untuk mengganti puasanya. Maka ia hanya wajib membayar fidyah.E. WANITA DAN TABLET PENGENTAS HAIDSyaikh Ibnu Utsaimin, salah seorang ulama terkemuka Arab Saudi mengatakan bahwa penggunaan obat yang dapat menunda haid tidak dianjurkan. Bahkan bisa berakibat tidak baik bagi kesehatan wanita. Karena haid adalah hal yang telah ditakdirkan bagi wanita, dan kaum wanita masa Nabi tidak pernah melakukanya. Persoalannya jika ada wanita yang melakukan hal ini maka:1. Jika darah benar-benar berhenti, maka puasanya sah2. Jika ia ragu maka hukumnya seperti wanita haid.F. MENCICIPI MAKANANPara ulama memfatwakan tidak mengapa wanita mencicipi rasa masakannya, asal sekedarnya dan tidak sampai ke tenggorokan. Hal ini diqiyaskan dengan berkumur-kumur.MELESTARIKAN NILAI-NILAI RAMADHANSetelah Ramadhan berakhir, bukan berarti berakhir juga ketaqwaan kita kepada Allah. Tetapi tugas berat kita adalah membuktikan keberhasilan Ramadhan dengan peningkatan ketaqwaan kepada Allah. Maka pentingnya melestarikan nilai-nilai Ramadhan adalah bagaimana aktifitas ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan bisa tetap kita lakukan di luar Ramadhan. Paling tidak ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan diantaranya:1. Tidak gampang berbuat dosa2. Hati-hati dalam bersikap dan bertindak3. Bersikap jujur4. Memiliki semangat kebersamaat (berjama’ah)5. Melakukan pengendalian diri6. Meninggalkan perbuatan yang dimurkai Allah dan sifat-sifat jahil.Demikianlah uraian singkat panduan Ramadhan semoga Allah senatiasa memberikan keimanan, dan keikhlasan kepada kita. Karena hanya keimanan dan keiikhlasanlah yang akan membesarkan amalan kita dihadapan Allah, sebaliknya sikap-sikap kekafiran dan kesombonganlah yang akan mengecilkan amal kita dihadapan Allah. Walaupun seluruh manusia berusaha membesar-besarkannya.

Tidak ada komentar: